Just A Little Reminder...
Selamat malam kawan - kawan muda. Kenapa malem mulu ya? Kenapa nggak pernah selamat pagi, atau selamat siang, atau selamat sore...?
Gue juga nggak tau kenapa.
Oke sebenarnya ide menulis malam ini tiba - tiba muncul begitu aja. Jadi gue lagi sedang dalam perjalanan nonton TV series, lebih tepatnya nonton 13 Reasons Why, dan perlu gue peringatkan tulisan gue malem ini mungkin bakalan ada spoiler nya sedikit, jadi yang belum nonton tapi tertarik buat nonton disarankan untuk tidak membaca beberapa paragraf di bawah, apalagi kalo benci hal - hal semacam spoiler. Intinya, 13 Reasons Why sejauh ini sangat menarik buat gue. Gue suka plot cerita nya men, gimana seorang gadis meninggalkan 'wasiat' yang nggak biasa, dan isi wasiat nya pun juga nggak biasa.
Keren deh. Gue belum bisa menilai secara keseluruhan karena baru sampe episode 4, tapi kalo untuk first impression, this series got me good.
Yang menarik adalah gimana cerita seorang gadis yang keliatannya seneng - seneng aja, ketawa - ketawa, apalagi di depan teman cowoknya, ternyata punya banyak kejadian yang terjadi di hidupnya. Dan kejadian itu membekas di pikirannya, ngelukain hatinya, yang berakhir dengan nyawanya. Di sini yang menarik perhatian gue bukan cuma karakternya sih, tapi juga gimana keadaan sekolah berubah seketika gadis itu pergi. Poster tulisan being alone is not okay, suicide is not a solution, dan lain sebagainya. Dan salah satu scene favorit gue adalah ketika salah satu temen si gadis ini dengan santainya ngerobek poster itu satu - satu dan ngomong, poster begituan nggak ada gunanya sama sekali. Kenapa harus poster dengan tulisan semacam itu, kenapa nggak poster yang bertulisan "Don't be a d**k to people."
Which is, to my opinion, kind of true.
Tujuan gue nulis dengan referensi TV series ini adalah bahwa sebenarnya apa yang lo katakan, dan perbuat itu memberikan efek ke orang lain. Makanya kalimat think twice before you speak atau think twice before you act itu ada benernya. Ketika lo mengatakan sesuatu, melakukan sesuatu, yang memang sekiranya buat lo biasa - biasa aja, di sisi lain itu membekas di orang lain. Nempel mulu kayak perangko. Dan akan dipikiriiiin terus dan percaya deh, hal semacam seperti itu nggak mudah untuk hilang. Bahkan nggak mungkin.
Jadi gue mungkin menuliskan semacam reminder, untuk kalian wahai pembaca yang budiman, dan ke diri saya sendiri bahwa perasaan kita itu penting, tapi perasaan orang lain juga penting. Terkadang kepribadian kita terbentuk dari apa yang kita bicarakan dan lakukan ke orang lain. Pokoknya, harus selalu diingat bahwa untuk memikirkan perasaan orang lain merupakan salah satu perilaku mulia, manusiawi. Dan akan lebih baik untuk mulai introspeksi mulai dari sekarang. Sekiranya merasa pernah menyakiti orang lain, nggak ada salahnya juga minta maaf kan? If there is not any good people in this world, then don't go looking for one. Be one. And that's a real definition of kindness.
0 komentar